Meniru burung, pria berjanggut itu membentang tangan. Dari pucuk menara Mesquita di Cordoba, ia terbang. Sayapnya, jubah yang disangga kayu. Sejenak, ia berhasil melayang, lalu mendarat dengan sejumlah luka.
Selepas aksinya tahun 852, Abbas Ibnu Firnas dikenang sebagai pria pertama didunia yang terbang. Seluruh perlengkapan yang digunakan saat uji coba terbang dikenal sebagai parasut pertama didunia dirgantara.
Ilmuwan muslim dari kerajaan Andalusia, Spanyol itu sejatinya penemu dasar penerbangan. Percobaannya menjadi rujukan tokoh-tokoh angkasa seperti Sir George Cayley, Otto Lilienthal, Santos-Dumont, dan Wright bersaudara.
Firnas merupakan orang pertama yang melakukan pendekatan sains dalam mempelajari proses terbang. Saat khalifah Abdul Rahman II memimpin pemerintahan, Firnas gelar uji coba yang seakan membuka selubung rahasia melayang diudara.
Usai uji coba, Firnas menemukan kelemahan dari perangkat rakitan nya. Ia lupa burung menggunakan ekor untuk mendarat, sebab itu, tak ada ekor dipesawat layang karyanya. Tanpa ekor, Firnas terpaksa mendarat darurat.
Cedera punggung yang tak kunjung sembuh membuat Firnas melanjutkan penelitian di laboratorium. Ia meneliti gejala-gejala alam, mempalajari mekanisme terjadinya halilintar dan kilat, menentukan tabel-tabel astronomi, dan merancang jam air yang disebut Al-Maqata.
Ibnu Firnas berhasil mengembangkan formula untu membuat gelas dari pasir. Juga mengembangkan peraga rantai cincin yang digunakan untuk memperlihatkan pergerakan planet-planet dan bintang-bintang.
Patrons karya Abbas Ibn Firnas. Sebuah puncak sience yang menelusuri angkasa luar yang menandai kegemilangan zaman Al-Andalus. Dari dasar-dasar gravitasi ini ia sudah menentukan dasar-dasar bagi pembuatan pesawat angkasa luar, 600 tahun sebelum Leonardo da Vinci berimaginasi dengan planetariumnya.
Pada tahun 875, saat usianya menginjak 65 tahun, Ibnu Firnas merancang dan membuat sebuah mesin terbang yang mampu membawa manusia. Setelah versi finalnya berhasil dibuat, ia sengaja mengundang orang-orang Cordoba untuk turut menyaksikan penerbangan bersejarahnya di Jabal Al-‘Arus (Mount of the bride) dikawasan Rusaka, dekat Cordoba.
Abbas Qasim Ibnu Firnas (dibarat dikenal dengan nama Armen Firman) dilahirkan pada tahun 810 masehi di Izn-Rand Onda, Al-Andalus (kini Ronda, Spanyol). Dia dikenal ahli dalam berbagai disiplin ilmu, selain seorang ahli kimia, ia juga seorang humanis, penemu, musisi, ahli ilmu alam, penulis puisi, dan seorang penggiat teknologi. Pria keturunan maroko ini hidup pada saat pemerintahan khalifah umayyah di andalusia (spanyol).
Walaupun percobaan terbang menggunakan sepasang sayap dari bulu dan rangka kayu tidak berhasil dengan sempurna, namun gagasan inovatif Ibnu Firnas kemudian dipelajari Roger Bacon 500 tahun setelah Firnas meletakkan teori-teori dasar pesawat terbangnya. Kemudian sekitar 200 tahun setelah Bacon barulah konsep dan teori pesawat terbang dikembangkan.
Ibnu Firnas meninggal 12 tahun selepas terbang pertamanya, raganya telah tiada, tapi jasanya dikenang sepanjang masa. Dirinya bisa tercetak di atas sebuah prangko buatan libia, menjelma pada sosok patung dan nama lapangan terbang di baghdad, dan abadi disalah satu kawah permukaan bulan.
0 comments:
Post a Comment